Caleg Harus Angkat Isu Daerah

Jawa Pos, 12 Februari 2004

Logo_6_Jawa_PosSURABAYA – Caleg-caleg DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/ kota seharusnya lebih mementingkan isu lokal atau daerah dalam mengkampanyekan dirinya. Sebab, isu nasional akan lebih tepat dibicarakan saat pemilihan presiden 5 Juli mendatang. Wacana ini, dimunculkan Sekjen KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) Pipit Rhocijat Kartawidjaja dalam kajian kritis yang digelar Pusham Ubaya, kemarin.

„Sayangnya para caleg lebih banyak mengandalkan isu-isu nasional, seperti capres partainya, dari pada menunjukkan kualitas dirinya. Mereka ini ibaratnya menggantungkan nasib kepada tokoh nasional,“ kata Pipit.

Menurut Pipit, jika hal ini dibiasakan, maka caleg-caleg di daerah tidak akan pernah belajar menjadi caleg yang berkualitas. „Masyarakat juga tidak akan pernah tahu kualitas calegnya. Makanya banyak masyarakat yang kecewa dengan kinerja caleg,“ jelasnya.

Selain itu, Pipit menduga dalam Pemilu 2004, apatisme masyarakat semakin besar. Indikasinya adalah banyaknya kasus-kasus memalukan yang dilakukan anggota dewan, baik di daerah maupun di pusat. „Hanya saja berarapun banyaknya masyarakat yang apatis, tidak akan sampai menggagalkan pemilu. Berapapun jumlah pemilih tetap akan dihitung dan disahkan,“ kata Pipit.

Diskusi yang digelar di lantai 4 Gedung Perpustakaan Ubaya ini dihadiri sekitar 60 peserta dari berbagai LSM di Surabaya. Sebagian peserta menanyakan apakah isu ploitisi busuk akan banyak mempengaruhi konstelasi politik menjelang pemilu.

Menurut Pipit, lagi-lagi politisi busuk adalah isu nasional. Mestinya, mahasiswa di daerah berani memunculkan isu yang sama di daerah. „Efeknya luar biasa lho. Kalau anda mau tahu, banyak politisi yang tidak bisa tidur gara-gara isu tersebut,“ katanya.

Dia mencontohkan, di negara-negara demokratis, orang-orang bermasalah seperti Akbar Tanjung mestinya sudah keluar dari arena politik. Dia juga sempat menyebut nama mantan Ketua DPRD Surabaya Basuki. „Tapi kalau di Indonesia, rupanya budaya malu masih belum ada,“ lanjutnya. (tom)


Tags: , ,


Share

Aksi!


Hutan Hujan Bukan Minyak Sawit



Petisi



Menyusul kami