Tinjauan Buku: Pemilu Legislatif yang Janggal

Media Indonesia, 01 Oktober 2004

Catatan Atas Pemilu Legislatif 2004, Pipit R. Kartawidjaja, Inside Jakarta, 2004, X+114 hal

MediaIndonesiaPEMILU legislatif dan presiden di dalam negeri yang baru saja berakhir dinilai beberapa kalangan berlangsung sukses. Pujian juga banyak diberikan berbagai pihak internasional, karena tanpa diduga Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilu secara demokratis, aman, damai dan lancar. Benarkan demikian?

Jika dilihat sepintas, proses pemilu, khususnya pemilu legislatif memang berlangsung demikian. Namun, seorang aktivis demokrasi Pipit R. Kartawidjaja melakukan pengkajian terhadap proses pemilu itu, dan ternyata dia menemukan sejumlah kejanggalan yang cukup signifikan. Misalnya, pada pemilu legislatif, pembagian kursi untuk beberapa daerah pemilihan ternyata penuh dengan kejanggalan dan kesalahan-kesalahan penjatahan. Melalui kajian matematis, Pipit menemukan fakta bahwa ada sejumlah daerah yang kehilangan jatah kursinya dan ada pula daerah yang kelebihan kursi. Atau juga ditemukan sejumlah partai peserta pemilu yang dirugikan karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) salah melakukan penghitungan. Selain itu, ditemukan pula adanya prinsip-prinsip pemilu yang saling bertabrakan, misalnya prinsip ‘keterwakilan’ bertabrakan dengan prinsip ‘akuntabilitas’ dan ‘legitimasi’.

Hasil kajian itulah yang kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku yang berjudul Catatan Atas Pemilu Legislatif 2004. Buku yang diterbitkan melalui kerja sama Watch Indonesia, Inside, dan Strategic Studies 777 ini mengupas berbagai persoalan yang muncul dalam proses pemilu, yang justru tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan oleh KPU dan partai peserta pemilu sendiri. Setiap persoalan yang muncul digambarkan secara detail dan dibuktikan melalui perhitungan matematis. Sepintas, buku ini memang terlihat rumit, karena terlalu banyak angka yang muncul. Bahkan tabel-tabel yang penuh dengan angka-angka juga hampir mendominasi semua bab. Namun, bila dibaca lebih teliti, buku ini memberikan informasi yang mahabanyak, paling tidak menjadi pelajaran bagi pelaksana pemilu di masa datang.

Pipit adalah seorang pejuang demokrasi di Indonesia yang aktif di LSM Watch Indonesia yang berbasis di Berlin, Jerman. Sebagai seorang yang peduli terhadap proses demokratisasi, dia bersama kelompoknya kerap mengkritik pemerintahan yang dinilainya tidak becus, terutama pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.

Demikian keras kritikan-kritikan yang disuarakannya, hingga pemerintahan Soeharto sempat memusuhinya. Bahkan, paspornya pernah ditahan Kedutaan Besar RI di Jerman sehingga untuk beberapa tahun dia tinggal di Jerman tanpa paspor. Kini, dia tinggal di Berlin dan bekerja sebagai birokrat di salah satu lembaga negara di negara bagian Brandenburg, Jerman. Buku ini merupakan karyanya yang ketujuh mengenai Pemilu Indonesia 2004. (TJ Sukaryana)


Tags: , ,


Share

Aksi!


Hutan Hujan Bukan Minyak Sawit



Petisi



Menyusul kami