Diampunin, Diadilin atow Didamaii

soehartoincbuster.org, 22 Januari 2008

Adili Soeharto atau SBY-JK Turun..

Oleh: Pipit Kartawidjaja (Watch Indonesia, Berlin)

GemasDalam sebuah negara republik yang demokratis dan berlandaskan hukum macam di Jerman sana, kasus Eyang Suharto itu, lewat jalur hukum, pasti udah lama beres. Misalnya yang menyangkut kejahatan rejim Hitler, atow kebengisan rejim palu arit Jerman Timur. Kepada para korbannya dihibahkan ganti rugi – selaen pengembalian hak dan kewajiban kewarganegaraannya.

Tentu saja, contoh Jerman di atas sangat kontras dan bisa bikin jantungan Indonesia. Kan Indonesia berkebudayaan laen? Lantaran kebudayaan Timur kita yang begitu tinggi itu, maka kita pernah gak ngrasa, eee kok udah berada di Timor Timur?. Karna itu ada lantaran pula, maka khusus bagi Eyang Harto hendaknya diberlakukan pertimbangan-pertimbangan jasa dan dosa plus mikul dhuwur mendem jero. Hanya saja, UU Indonesia lupa menyertakannya. Mengukur jasa, sebenarnya super gampang. Lewat berbagai jenis bintang kehormatan sebagai misal. Maka, contohnya, dalam UU semestinyalah disebutkan, bahwa penerima Bintang Mahaputra Adiprana dipersilahkan korupsi. Atow, bahwa pemilik Bintang Republik Indonesia Pratama, hukumannya dikorting lima tahun, kalow kepergok kolusi. Atow, bahwa penggondol Bintang Gerilya diplorotkan menjadi penenggak Bir Bintang saza, kalow ketahuan menggerilya menyuburkan paham nepotisme. Dan sebagainya. Karna tidak rincinya UU, akhirnya perdebatan soal nasib Eyang Harto itu ya berkisar di seputar diampunin, diadilin atow didamaiin.

Padahal, kalow saja Eyang Harto ikhlas diadilin, maka Eyang Harto berkesempatan untuk ikut berpartisipasi membangun rechtsstaat (negara hukum) dan sikap rechtsstaatlichkeit (berkenegaraan hukum) dalam negara republik yang demokratis. Eyang Harto akan dikenang sebagai seorang perintis, yang mempelopori, bahwa hak dan kewajiban presiden itu sama dengan warganegara laennya. Tentu saja, setel Eyang Harto harus enteng dong, bahwa ke pengadilan itu kayak ke dokter gigi.

Tapi, kalow ngeliat ke belakang, sebetulnya Eyang Harto sendiri terkesankan gak peduli. Sebab, Eyang Harto gak merasa bersalah. Contohnya, kalow menggugat Times, eee …. ada ketawa-tawa. Tapi pas digugat, gimana seh, suakiiiiit melulu.

Menurut catatan, bulan Agustus 2007, Rupiah ada crash terkena flu burung. Awal Oktober, penguasa dunia, IMF, menyodorkan sejumlah tikaman. Antara laen, tritura. Yaitu: penghapusan monopoli, kartel dan KKN. Setelah itu, pas Golkar berulang tahun 20 Oktober 1997, Eyang Harto, dengan senyum yang terkembang, meminta agar GOLKAR mau meneliti pencalonannya menjadi Bos Republik guna memasuki abad ke 21. Kalow pun tokh harus longsor, itu bukan masalah baginya, karna dia akan bisa menempatkan diri dalam falsafah suksesi perwayangan. Falsafah suksesi perwayangan yang dimaksud Eyang Harto adalah lengser keprabon, madeg pandhita.

Suksesi setel lengser keprabon, madeg pandhita ini pernah terjadi di kerajaan Astinapura. Kala itu, yang menjadi raja Astinapura adalah Kresna Dwipayana. Setelah usia senja, dia mundur (lengser) dari tahtanya (keprabon). Kemudian diserahkan jabatannya kepada putranya, Prabu Dewanata. Lalu Kresna Dwipayana menduduki pos baru. Menjadi pandhita (pendeta), berjuluk Begawan Abiyasa. Selama berpandhita, dia kerap mencampuri percaturan politik Astinapura.

Dengan crashnya Rupiah dan tuntutan IMF itu, terbukalah tabir Eyang Harto itu. Ternyata, Eyang Harto bukan hanya Presiden RI, melaenkan juga Prabu Crashna Dwipayana yang kebal hukum. Kerajaan yang dibangun Eyang Harto adalah Astanagiribangun –penerus Astinapura. Layaknya sebagai sebuah negara, Eyang Harto, trah dan sekongkolannya telah membangun tatanan kehidupan kerajaan lewat segunung perusahaan, dan bahkan komplit dengan kuburan. Jadi, Eyang Harto telah mendirikan negara dalam wilayah Republik Indonesia. Boleh dikata, Eyang Harto adalah separatis terbesar –mengalahkan GAM, OPM atow Gus Mao TimTim. Wajarlah, bila tritura IMF alias Tiga Tikaman Untuk Raja Astanagiribangun itu jelas-jelas meruntuhkan alat, hubungan dan cara produksi kerajaan Astanagiribangun. Tentu, dengan segala upaya, Eyang Harto melawannya.

Maka, lengser keprabonnya Prabu Crashna Dwipayana itu bukan berarti langsir atow longsor, melaenkan berlanjut nggangsir menjadi pandhita. Sampai sekarang, pengaruh kepandhitaan Eyang Harto itu masih terasa bergentayangan. Misalnya, kekerasan-kekerasan pada pra dan pasca lengser serta era reformasi yang dibiarkan menjadi tradisi berlalu lalang dan berlalu begitu saja tanpa pertanggungjawaban. Contoh-contoh laen, tahu sendirilah.

Karna Eyang Harto ini berada dalam posisi pandhita dan gak merasa bersalah, maka daripada repot dan peyot, penuhi saza keinginannya. Habis perkara. Caranya? Kerajaan Astanagiribangun dikasihkan saza sama kluwarga Eyang Harto. Lantas, di seputar istana Cendana dibangun tembok yang kokoh. Modelnya bisa nyontek dari Cina, Berlin atow Palestina. Jadi, kerajaan Astanagiribangun itu mirip Kerajaan Monaco di Perancis dan Repubblica di San Marino dalam wilayah Itali. Kalow soal hidup terpencil, Eyang Harto udah berpengalaman, karna pernah bereksperimen sama Eyang Karno. Nah, ntarnya, dalam kerajaan Astanagiribangun berlaku nomor pelat mobil atow kode telepon tersendiri. Gak lupa, mata uangnya. Kalow kepepet belon memiliki valuta, rupiah yang bergambarkan Eyang Harto dihadiahkan saza. Sedangkan lagu nasionalnya bisa diusulkan Ondhe-Ondhe Astanagiribangunan karya cipta Ki Kondom Duri Silicon Bersungut dengan iringan gamelan Jawa Karawitan Suko Raras Astanagiribangun. Yang penting, kalow mau masuk ke wilayah Republik Indonesia, kluwarga Eyang Harto mesti punya visa. Begitu juga turis yang plesir ke Cendana, mestilah melunasi fiskal. Perusahaan-perusahaan atow yayasan-yayasan Eyang Harto yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia diberlakukan macam perusahaan modal asing atow yayasan asing. Kalow melanggar hukum, di-Hugo Chávez-kan aza.

Cumak yang harus dipikirkan, apa yang terjadi kalow riwayat Eyang Harto tamat betulan? Sebab di Astinapura dulu, gak ada taman makam pahlawan. Prabu Kresna Dwipayana itu gak dikebumikan, tapi lewat teknologi scalp Apache, ada dikuliti. Sehabis itu ada dikeringkan, dan ada dijadikan wayang kulit. Juga segenap trahnya.

Tabik
Pipit Kartawidjaja
Berlin


Tags: , , , ,


Share

Aksi!


Hutan Hujan Bukan Minyak Sawit



Petisi



Menyusul kami