Presiden TimTim Gusmão di Berlin

Radio Deutsche Welle, Program Bahasa Indonesia, 22 Oktober 2004

deutsche-welleDalam acara ini kami angkat kembali tema TimorTimur sehubungan dengan kunjungan Presiden Xanana Gusmão ke ibukota Jerman, Berlin pekan ini; dan kekhawatiran mengenai program nuklir Iran juga akan dibahas.

Presiden Timor Timur Xanana Gusmão di masa lampau berkali-kali menekankan, ingin membangun hubungan yang khusus dengan Indonesia atas dasar kepentingan ke masa depan, sehingga tidak perlu selalu menengok ke belakang. Di Berlin, Xanana Gusmão dan Menlunya Ramos Horta kembali mengimbau agar menghentikan kasus pengadilan TimTim. Kami kutip ulasan harian Jerman Tageszeitung – TAZ:

Keadilan berarti kemerdekaan sepenuhnya dan taraf hidup yang lebhi tinggi. Dengan pernyataan itu Presiden TimTim Xanana Gusmão dalam kunjungan pertama ke Jerman, mengimbau agar lebih baik membantu negaranya secara konkret, daripada menuntut proses pengadilan terhadap pihak-pihak Indonesia yang bertanggung jawab untuk pelanggaran HAM di TimTim yang menduduki negaranya antara 1975 – 1999. Menyinggung konflik intern Timor menjelang pelepasan dari Portugal tahun 1975, Gusmão mengatakan, juga rakyat TimTim membuat kesalahan. Bila kini kita menghukum diri kita sendiri, kita tidak bisa hidup, demikian Gusmão.

Gusmão di Berlin juga mengkritik biaya besar yang dikeluarkan oleh badan PBB Serious Crimes Unit SCU. Para ahli hukum internasional badan ini sebelum dan sesudah referendum kemerdekaan mempersiapkan proses pengadilan terhadap sejumlah jendral Indonesia. Gaji seorang pengacara SCU lebih besar dari gajinya, demikian keluhan Gusmão. Kalau dunia internasional menginginkan tribunal, silahkan, namun janganlah paksakan kami, tegas Presiden TimTim Gusmão. Sebab Gusmão tidak mengharapkan banyak dari tribunal internasional, meski pun upaya Jakarta untuk mengadili para jenderal Indonesia berakhir dengan vonis bebas.

Pernyataan Gusmão di Berlin itu mengundang kritik para aktivis HAM. Monika Schlicher dari organisasi HAM Watch Indonesia di Berlin mengatakan, bagi para korban sikap Gusmão seperti menampar mukanya. Bila masalah di masa lampau tidak dituntaskan, tidak dapat dibangun kepercayaan rakyat. Demikian Schlicher. Sementara Menlu Ramos Horta mengimbau agar memberi kesempatan kepada Komisi Kebenaran dan Perujukan yang direncanakan oleh Indonesia. Sebab tribunal internasional tidak dapat menghasilkan apa-apa, karena Dewan Keamanan PBB tidak menginginkannya, dananya tidak cukup, dan Jakarta tidak bersedia bekerjasama. Kepada Menlu Fischer yang Februari tahun depan akan berkunjung ke TimTim, Gusmão mengimbau dukungannya bagi prosos perujukan dengan Indonesia , dan bantuan bagi para bekas pejuang kemerdekaan, yang situasi sosialnya lebih riskan ketimbang hubungan dengan Indonesia. <>


Tags: , , , , , ,


Share

Aksi!


Hutan Hujan Bukan Minyak Sawit



Petisi



Menyusul kami