Hari Pemilu yang susah dilayani kemauannya

Merdeka.com, 01 Maret 2014

http://www.merdeka.com/peristiwa/hari-pemilu-yang-susah-dilayani-kemauannya-kolom-sableng.html

Kolom Sableng

Reporter: Pipit Kartawidjaja

merdeka.com-logoMerdeka.com – Jatuhnya Hari Pemilu Legislatif (Pileg) itu tanggal 9/4/2014, Rabu Pon, berwuku Tolu, suka berperkara, angkuh dan susah dilayani kemauannya.

Pilek dan sehatnya berpileg sesuai alam gaib, salah satunya perlu kecocokan hari kelahiran partai politik (parpol) peserta pileg dengan hari penyelenggaraan pileg itu.

Berdasarkan terawangan, Partai Nasdem (Nasional Demokrat) misalnya, mbrojol 26/7/ 2011, Kemis Pahing, berwuku Mandasiya. Kamis kawin sama Rabu, produknya ayem tentrem dan bahagia.

Ayem tentrem dan bahagia bakal umpamanya dialami juga oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang ber-Kamis sama dengan Partai Nasdem, sebab maujud 23/7/1998, Kamis Wage, berwuku Bala.

Menguntungkan, contohnya adalah nasib Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kalau 20/4/2002 sebagai hari kelahirannya, maka hari itu adalah Sabtu Legi, berwukukan Sungsang, sehingga hasil perjodohannya dengan Rabu itu afdol dan baik adanya.

Ciamik banget itu Golkar, maujud 20/10/1964, Selasa Kliwon, berwukukan Kurantil. Selasa bersejolian sama Rabu, produknya kaya raya. Gak keliru, karena sebagai pewaris harta karun karungan Orde Barusan, Golkar adalah Golongan Kaya Raya, sumbernya angpow. Meski Golkar jadi Partai Golkar 7/3/1999, Minggu Legi, berwukukan Kulawu, tapi Minggu berpasangan sama Rabu membuahkan tentrem. Mungkin gara-gara gak gentar menghadapi pileg 2014, boznyapun nggaya aksi-aksian gak perlu maujud, cukup ng-Ical (ngilang).

Yang peyot itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasalnya, PDI-P itu sesumbarnya penerus PDI yang kelahiran 10/1/1973, Rabu Wage, berwuku Langkir. Kalau hari itu disebut hari maujudnya PDI-P, maka nasib PDI-P bakal jeblok. Maklum, Rabu kakawinan dengan Rabu hasilnya buruk dan susah. Kalau 4 Juli harinya declaration of independence diakui sebagai kelahiran Amerika Sarekat, maka 14/2/1999 yang hari deklarasinya PDI-P itu Minggu Kliwon, bewuku Bala. Minggu ketemu Rebo hasilnya tentrem.

Umumnya, hari kelahiran segenap parpol peserta pileg itu klop sama hari penyelenggaraan pileg, terkecuali Gerindra, kelahiran 6/2/2008, Rabu Wage, berwukukan Langkir. Rabu ketemu Rabu, buruk dan susahlah nasibnya. Maka, Gerindra layak slametan bersesajen nasi pulen, berlaukkan daging kambing atau ikan dan 9 macam sayuran.

Contoh terawangan lokal berdasarkan kecocokan hari di atas mungkin hanya berlaku di daerah-daerah pemilihan (dapil) Jawa atau Bali belaka. Lantarannya ya santet globalisasi. Misalnya pasar modal Indonesia dipenuhi oleh investor asing. Komposisinya di atas 90 persen. Seperti disampaikan Ketua Otoriotas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, investor domestik di pasar modal hanya 0,2 persen atau sekitar 404.000 investor domestik.

Maka, sebaiknya ramalan pershioan disertakan. Hari Penyelenggaraan Pemilu 9/4/2014 itu bershio Kuda berbintang Aries. Pasangan idealnya adalah Anjing dan Macan. Non-Pasangan itu Tikus dan monyet. Sisanya, gak diseteruin.

Macan (PKB, PAN dan PBB) dan kuda (PKS dan PKPI) bolehlah bersuka cita. Seperti halnya klenikan lokal, bernasib malang adalah si Tikus Gerindra. Bagusnya, slametan bersesajen Bakso, Pangsit, Ayam Cauw atau Fu Yong Hay.

Hewan-hewan di luar itu diramal jadi selingkuhan seperti Kelinci (Nasdem, PDIP) , Naga (Golkar), Ular (Demokrat), Kerbau (PPP) dan Anjing (Hanura). Bisa sial itu PPP. Sebab, meski dapat berselingkuhan, tapi karena shionya kerbau, maka kerbau adalah sesajennya PKB dan Golkar jika keduanya ngebet sukses berpileg.

Kalau mengacu pada terawangan berdasarkan hari penyelenggaraan pileg dan hari maujudnya parpol-parpol peserta pileg, maka parpol-parpol tersebut diatas itu (tanpa parpol lokal Aceh) umumnya akan bernasib ayem tentrem dan bahagia. Artinya, DPR akan berpenghuni banyak parpol. Jika hal itu terjadi, maka memang hari penyelenggaraan pemilu itu susah dilayani kemauannya. Apalagi watak bintang Aries itu keras kepala. Maka, bakal gagal niatan Penjelasan UU No. 8/2012 tentang pileg, yaitu menciptakan sistem multikepartaian sederhana (tentu berdasarkan Effective Number of Parliamentary Parties) demi efektifnya presidensialisme.


Tags: , , ,


Share

Aksi!


Hutan Hujan Bukan Minyak Sawit



Petisi



Menyusul kami