gemeinsamePresseerklaerung

Kami Mengecam Aksi Pembakaran Buku!!

Pernyataan Sikap, 11 September 2009

SoemarsonoPekan lalu Front Anti Komunis di Surabaya membakar buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono. Guru Besar Ilmu Sejarah Prof. Dr. Aminuddin Kasdi ikut dalam pembakaran dan mengatakan bahwa sejarah adalah milik pemenang. Mereka membakar buku sebagai reaksi terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos Dahlan Iskan tentang Soemarsono, “Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya.” Pembakaran buku kali ini bukan yang pertama. Pada Juli 2007 ribuan buku pelajaran sejarah dibakar Kejaksaan Negeri Depok. Pembakaran-pembakaran ini membuktikan adanya sekelompok orang yang tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Kami prihatin dengan pembakaran buku itu kendati kami belum tentu sepenuhnya setuju dengan isi buku tersebut. Tapi kebebasan berpendapat, baik lisan maupun tulisan, dijamin oleh UUD 1945. Pembakaran buku Soemarsono mengulang kembali aksi fasisme Nazi yang juga membakar buku-buku karya Sigmund Freud, Albert Einstein, Thomas Mann, Jack London, HG Wells serta berbagai cendekiawan lain. Nazi menganggap buku sebagai musuh mereka. Kami prihatin aksi ini dilakukan oleh sekelompok orang, yang memakai nama Islam namun melakukan tindakan tercela pada bulan Ramadhan, bulan di mana Allah pertama kali menurunkan perintah membaca kepada Nabi Muhammad SAW. Buku semestinya dibaca, bukan untuk dibakar. Kami menyayangkan pernyataan Aminuddin Kasdi. Pernyataan sejarah hanya milik pemenang tak sepantasnya dikatakan oleh seorang guru besar ilmu sejarah. Penulisan sejarah semestinya mengedepankan keberimbangan fakta dan keberagaman versi, bukan monopoli satu versi praktik Orde rezim Baru. Oleh karena itu, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada demokrasi, kami menyatakan: PERTAMA, mengecam para pelaku pembakaran buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono, dan menganggapnya sebagai tindakan fasistis, yang bertentangan dengan kemanusiaan dan upaya mencerdaskan masyarakat. KEDUA, menuntut kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjamin kebebasan berpendapat dan menindak tegas mereka yang menciderai kebebasan sipil di Surabaya. KETIGA, menuntut dihentikannya tindakan pelarangan buku atas alasan apapun. Bila terdapat perbedaan pandangan, yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab dengan menerbitkan buku baru, yang mencerminkan pandangan yang berbeda –bukan dengan larangan. Semoga demokrasi di Indonesia, yang baru ditanam benihnya, bisa berkembang sehat.

Kami yang mendukung:

A.Supardi Adiwidjaya (wartawan) A.K. Supriyanto Aan Rusdianto (aktivis, PEC) Aboeprijadi Santoso (wartawan) Achmad Fauzi Ach. Badrut Tamam, H (wagub LIRA Jawa Timur/koordinator jaringan intelektual muda jawa timur) Adi Mulyana Adrian Mulya Adhitya Maheswara (konsultan, Jakarta) Adyanto Aditomo (blogger, aktivis sosial) Adytia Fajar Adityo Lukito Agung Cahyono Widi (wartawan) Agung Dwi Hartanto (pengelola taman bacaan) Agung van Joel Nugroho Agus Bejo Santoso (aktivis) Ajianto Dwi Nugroho Akhriyadi Sofian (antropolog) Akmal Nasery Basral (wartawan) Alpha Savitri (pecinta buku) Alfian Syafril (mahasiswa, UGM) Amalia Pulungan (aktivis) Ambarum Sari (ibu rumah tanngga) Amir Al rahab Andi K Yuwono (aktivis Praxis) Andi S. Nugroho (wartawan) Andre J.O Sumual (wartawan) Andreas Harsono (wartawan) Andreas Iswinarto (blogger, aktivis sosial) Andrew Jansen (pecinta buku, Bogor) Agung Arif W. Widodo (Mahasiswa Sejarah Unair) Anissa S Febrina (wartawan Jakarta Post) Anitra Sitanggang Anjas Asmara (wartawan Trans7) Anton Septian (wartawan) Anton Muhajir Anton Dwi (pembaca bebas) Anugerah Perkasa (wartawan Bisnis Indonesia) Ambarum Sari (ibu rumah tangga) Ari Trismana Ari Junaedi (politikus) Ari Yurino (Perhimpunan Rakyat Pekerja dan KontraS Aceh) Ari Zullutfi Aria W. Yudhistira (wartawan Seputar Indonesia) Arief Setiawan Arif Gunawan Sulistyo (wartawan) Arif Harsana (Aktivis, Vorstand SOAI, Jerman) Arif Zulkifli (wartawan) Arif Sam K(Bekasi) Aryati Aryo Yudanto (aktivis IKOHI Jawa Timur) Asvi Warman Adam (sejarawan, ahli peneliti utama LIPI) AS Manto Asahan Alham (penuilis, sastrawan, tinggal di Belanda) Asri Oktavianty Wahono Asep Sambodja (dosen FSUI, Jakarta) Atta Sidharta (Perguruan Rakyat Merdeka, Jakarta) Ayu Purwaningsih Badrus Sholeh (dosen UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta) Basil Triharyanto (wartawan) Baskara T Wardaya, Dr. (guru sejarah) Betrix Qiaumiddin (Green Radio, Jakarta) Bedjo Untung (Ketua YPKP 65) Beka Ulung Hapsara Ben Abel (Perpustakaan Cornell University) Bengar Gurning Benny G.Setiono (penulis) Beta Ramses Yahya (Kedubes R.I., Maroko) Betty Purba Bilven (Ultimus Bandung) Bima Putra Ahdiat (pekerja grafis) Binny Buchori Binbin Firman Tresnadi Bonnie Setiawan (Institute for Global Justice) Bonnie Triyana (sejarawan-cum-wartawan) Budi Setiyono (Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah) Buyung Husnansyah Bowo Usodo (Ketua Umum Jaringan Radio Komunitas Indonesia) Budi Wirawan (alumnus jurusan Sastra Indonesia, Undip. Menetap di Banjarmasin, Kalsel) Bustanul Arifin (aktivis Jaringan Videomaker Independen) Chan Chung Tak (pemerhati Indonesia) Chris Poerba (wartawan) Chres Tella Chalik Hamid (sastrawan, menetap di Belanda) Christofel Nalenan (JPPR, Jakarta) Cicilia Peggy Mariska Cinde Laras Yulianto Coen Husain Pontoh Cony Harseno (RIVER, Yogyakarta) Dandhy Dwi Laksono (wartawan) Dad Murniah,M.Hum (Pusat Bahasa, Depdiknas, Jakarta) Dadang Sudardja (Serikat Hijau Indonesia) Danial Indrakusuma (aktivis) Darma Ismayanto (wartawan) Darman Eka S. (Klp. Raksa Buana, Cianjur) Darmaningtyas (Praxis) Darul Aqsha Das Albantani (pejuang EcoVillage) Dasa Rudiyanto (aktivis) David Leonardo Henry Dede Oetomo (aktivis LGBTIQ) Dedi Ahmad Dedi Ali Ahmad (PBHI) Deddy Try Laksono (Kadalholict ArtWork) Denny Ardiansyah (penulis resensi buku) Derry Putera (wartawan) Desantara Joesoef Devi Fitria (wartawan) Devi Dwi Aribowo (Mahasiswa Sejarah Undip) Dian Setyawati Dian Fath Risalah (Undip) Diana AV Sasa (Penulis, Redaktur Pelaksana portal berita buku Indonesiabuku.com) Dini S.Setyowati (ibu dua anak di Amsterdam) Didi Kwartanada (sejarawan) Doreen Lee Dwi S Budiono (wartawan Memorandum) E.S. Noorsabri (politisi, Jakarta) Eddy Purwanto (warga biasa) Edu Manik (Freelance photographer, Jakarta) Edo Saman Edwin Nafarin (arsitek, Surabaya) Eep Saefulloh Fatah (pengamat politik, Dosen Fisip UI) Eko Rusdianto (wartawan) F. Budi Sanyoto (Pembaca Buku) Fahmi Faqih (penyair) Fahri Salam (wartawan) Fachruddin Arrozi Faisol Riza (PKB) Fathuddin Muchtar Fadjar Thufail (antropolog, peneliti tamu di Max Planck Institute, Jerman) Faiza Hidayati Mardzoeki (aktivis perempuan) Fendry Panombang Firdaus Cahyadi (Knowledge Sharing Officer-Yayasan SatuDunia) Firdaus Mubarik Firliana Purwanti (Hivos) Frans Padak Demon (wartawan) Frans Anggal (Pemimpin Redaksi Harian Umum FLORES POS) Fransiska Ria Susanti (penulis-cum-jurnalis, Hong Kong) Florensia Octaviana (ibu rumah tangga) FX Harsono Garda Sembiring (Koordinator People’s Empowerment Consortium/PEC) Gayatri Wedhotami (Mahasiswa Pascasarjana Paramadina, Jakarta) Gatot Prihandoono Gerry van Klinken, Dr. (sejarawan, KITLV, Leiden) Ging Ginanjar Gigin Praginanto Gita Tomtom Goenawan Mohamad (wartawan senior) Grace Leksana (Institut Sejarah Sosial Indonesia) Gunawan Hartono (politisi, Jogjakarta) Gustaf Dupe (Ketum Perhimpunan Pelayanan Penjara) Halim HD. (Networker Kebudayaan, Forum Pinilih, Solo) Hafiz (seniman – Forum Lenteng) Hamzah Sahal (PP Lakpesdam NU) Hardy R. Hermawan Harris Palisuri (Aktivis SULUH Indonesia Institute- Sulawesi Tenggara) Hendayana Musaleft (Aktivis Komite Aksi Mahasiswa Pelajar Pemuda Cilograng, Banten) Hengky Tompo Hilmar Farid (sejarawan) Hinu Endro Sayono Hendri F Isnaeni (peneliti PSIK Univ. Paramadina) Hepy Nurwidiamoko Herman Kelen (Direktur eksekutif yayasan Aletheia – Kupang) Heri Latief (penyair) I Wayan Gendo Suardana (aktivis HAM dan demokrasi) Ibrahim Isa (Wertheim Stichting, Belanda) Ignatius Haryanto (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan) Ika Wahyu Priyaryani Ilang tri subekti (Mahasiswa Sejarah FIB UGM) Imam Nasima (peneliti PSHK) Imam Shofwan (wartawan) Imam Wahyudi Imas Nurhayati (Ecosisters) Imron Rosyid tr (jurnalis, Solo) Indah Nurmasari (wartawan) Indria Fernida (Wakil Koordinator KontraS) Inge Mangala Irham Ali Saifuddin (Pesantren Nurulhuda, Garut) Irina Dayasih (aktivis perempuan) Irma Dana (penulis) Irwansyah (Perhimpunan Rakyat Pekerja, Dosen Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia) Irsan Husain (LEAD Syndicate) Ismar Indarsyah (LMND) Iswan kaputra (Social Worker & Freelance Journalist) Iwan Samariansyah (wartawan) Iwan Nurdin (Deputi Riset dan Advokasi-Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) JJ. Amstrong Sembiring (PBH KOMPARTA Indonsia) Jakobus E. Kurnawan (Program Director, Indonesia Centre for Responsive Politics-ICRP). Jeffrey Hadler (Departement of South and Southeast Asian Studies di Universitas California, Berkeley) Jefri Saragih (aktivis sosial) Johanes Lewi Nugroho (aktivis sosial) Joko Ariwibowo (LO Foker LSM Papua-Jakarta) John Pakage, aktivis Papua Jopi Peranginangin Kanadianto (Penulis – Politisi) Krisno Winarno (mahasiswa Sejarah Undip, Semarang) Laela Achmad Lawang Bagja Lanjar (Praxis) Laili Zailani (direktur Institute for Democracy and Political Justice (INDEPOLIS, Jakarta) Lestari Wahyu Winarni Lexy Rambadetta (produser film dokumenter) Lia Kusumowardhani (jurnalis, London) Lisa Febriyanti (produser film dokumenter) Lolly Suhenty Lukmono Suryo Nagoro Maulida Sri Handayani (Mahasiswa Filsafat Universitas Parahyangan) M. Abduh Aziz (Dewan Kesenian Jakarta) M. Akbar Wijaya (mahasiswa sejarah Undip, Semarang) M. Amin (penulis, tinggal di Belanda) M. Alwi Assagaf (Sulawesi Selatan) M. Azis Tunny (Maluku Media Centre (MMC) M. Berkah Gamulya M. Faishal Aminuddin (sejarawan, dosen Fisip Unbraw) M Hilaly Basya (Aktivis Muhammadiyah, studi di Leiden Universiteit) M. Taufiq AR (deputy program director di MAARIF Institute) M. Yamin Panca Setia (wartawan) MD Kartaprawira (LPK65, Nederland) M.F. Mukti (aktivis Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah) Maeda Yoppy Maria Dian Nurani Mahmud darzad (pecinta damai) Markus Kajoi (KIPRa Papua) Marlo Sitompul Maruly Hendra Utama S.Sos.,M.Si Martin Alvino (copywriter, Jakarta) Mawie Ananta Jonie (penyair eksil di negeri Belanda) Mia Amalia Mia Wastuti (mahasiswi) Mira Wijaya Kusuma Mimmy Kowel Moses Thomas (Koordinator pokjar MERAH PUTIH) Mugiyanto (IKOHI) Mulyani Hasan Mulyadi (aktifis SARI Solo) Mukhlisin Sa’ad (dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Surabaya) Mundo (Praxis) Muslimin Abdila (Al Haraka, Jombang) Nastiti Lestari (Pascasarjana UGM) Nasution Camang (Yayasan Merah Putih (YMP) Palu-Sulawesi Tengah) Nezar Patria (Ketua Umum AJI) Ngurah Suryawan (sejarawan) Nita Ayu (Freelance Translator) Nong Darol Mahmada (aktivis) Nor Hiqmah (aktivis Yappika) Novaldi Azwardi Nugroho Dewanto (wartawan) Nurul Kodriati (Health Economist) Nurul Khawari (Universitas Sebelas Maret Surakarta) Nurachman Iriyanto (Masyarakat Advokasi Warisan Budaya) Odi Salahudin Okti Lutfia (karyawati, Depok) Palupi Damardini Parawansa Assoniwora Patra M Zen (Direktur YLBHI) Pitono Adhi (Sanggar Bumi Tanam) Poppy Ismalina (FE UGM) Pramu Adi Nugroho (alumnus Sejarah Undip, Semarang) Pratono (aktivis Kronik Filmedia Semarang) Purwadi Djunaedi Putu Oka Sukanta (sastrawan) Putri Yunifa RTS Masli (ketua dewan pembina Yayasan Pantau) R. Nugroho Bayu Aji (alumnus Departemen Sejarah Unair, Surabaya) Rahung Nasution (film maker) Radjimo Sastro Wijono (sejarawan, Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah) Rahadi Al Paluri Raimondus Arwalembun (LPSK) Raja Juli Antoni (Direktur Eksekutif Maarif Institute) Ramadhanesia Randy Syahrizal(Gema Prodem) Razif (Sejarawan-Institut Sejarah Sosial Indonesia) Renta Morina Evita Nababan Rendro Prayogo (Sekjen Perhimpunan Rakyat Pekerja) Riaty Raffiudin (Peneliti dan Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP UI) Rina Kusuma (Kehati) R.Miryanti (Lembaga Sastra Pembebasan) Ririn Sefsani (Walhi) Riyan Aji NUgroho(Ikatan Mahasiswa Sejarah Seluruh Idonesia) Rivki Maulana Priatna (mahasiswa jurnalistik Fikom Unpad) Rudy Hb. Daman (pengurus DPP.Gabungan Serikat Buruh Independen) Rusydi Hikmawan (Aktivis pendidikan, blogger lombok) Rukardi Ahmadi (wartawan) Rumekso Setyadi (aktivis, Yogyakarta) Samuel Gultom (Yayasan Tifa) Saiful Haq Saiful Huda Shodiq (Syarikat Indonesia-Jawa Tengah) Saleh Abdullah (Insist, Jogjakarta) Sammy Ranie (blogger) Sapariah Saturi (wartawan) Sari Safitri Mohan Saurlin siagian (Bakumsu) Sijo Sudarsono (ISAI) Simon (IKOHI) Sinnal Blegur (IKOHI) Siswa Santoso (peneliti, alumnus Universiteit van Amsterdam) Slamet Ortega Sri Lestari Wahyuningroem Steve Mustang Suar Suroso (penyair eksil, China) Sugandi Sutiono Surya ferdian (Anggota PBHI Jakarta (Mantan Staff Publikasi, Seknas PBHI) Suryati Simanjuntak (KSPPM, Medan) Suryo Susilo (Direktur FSAB (Forum Silaturahmi Anak Bangsa) Surya Tjandra (Universitas Atmajaya Jakarta) Susilo Adinegoro (Rektor-Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar) Sutini (Ketua Dewan Perwakilan Anggota HAPSARI (Himpunan Serikat Perempuan Indonesia) Sumut) Svetlana Dayani (karyawati, Jakarta) Syamsuddin Radjab Sylvia Tiwon (Praxis) Taufik Andrie (wartawan) Tata Septayuda Purnama (wartawan) Taufik Wijaya (jurnalis & seniman) Teddy Ardianto H Tedjabayu Sudjojono Teguh Santosa (wartawan) Thanding Sari Theresia Mike Verawati (Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi) Tia Mboeik (Watch Indonesia e.V.) Tjiu Hwa Jioe (pekerja media, Jakarta) Timer Manurung Tomas Freitas Tony Setiabudhi (Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia) Tri Angganis A.D. (Praxis) Tri Agus Siswowiharjo (aktivis) Triana Dyah (Librarian) Triana Eva Christine (KAPAL Perempuan) Tri Okta Sulfa Kimiawan (anak Madiun) Trio Marpaung (wartawan Memorandum) Tyson Tirta (mahasiswa sejarah UI) Umar Said (wartawan senior, tinggal di Paris, Prancis) Usman Hamid (Koordinator-KontraS) Veralin Septyana (karyawan swasta – periklanan) Victor Silaen (Dosen Fisipol UKI) Victor Mambor (Wartawan dan Pengelola Penerbit Papua Room) Wahyu Susilo (aktivis-cum-sejarawan) Waruno Mahdi (bahasawan dan sejarawan, menetap di Jerman) Web Warouw (Dewan Kesehatan Rakyat/Wartawan) Wening Adityasari (Alummi Sejarah UNDIP) Willy R. Wirantaprawira, Dr. (Executive Director ASEAN Institute, Jerman) Wilson (sejarawan) Wininti Rubay (BSD) Y.L. Franky (aktivis) Y.T.Taher (pelaku sejarah, menetap di Australia) Y.R. Sukardi (Stichting Perhimpunan Dokumentasi Indonesia) Yanuar Nugroho (peneliti di Univ. Manchester, Inggris dan Business Watch Indonesia) Yerry Wirawan (mahasiswa PhD EHESS, Sorbone, Paris) Yudho Raharjo (wartawan) Yusep Prihanto Yuna Ariyanthi (karyawati, Jakarta) Zen Rachmat Soegito (sejarawan) Zely Ariane (KPRM-PRD)


Tags: , , , , ,


Share

Aksi!


Hutan Hujan Bukan Minyak Sawit



Petisi



Menyusul kami